SELAMAT DATANG

SELAMAT DATANG DI BLOG PENDIDIKAN,KITA BERBAGI UNTUK KEMAJUAN DUNIA PENDIDIKAN,KITA BANGUN GENERASI MENDATANG YANG LEBIH BAIK

Selasa, 24 September 2013



Prinsip Penyusunan RPP Kurikulum 2013
Prinsip Penyusunan RPP Kurikulum 2013~Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) adalah rencana yang menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar yang telah ditetapkan dalam Standar Isi dan dijabarkan dalam silabus. Lingkup Rencana Pembelajaran paling luas mencakup 1 (satu) kompetensi dasar yang terdiri atas 1 (satu) indikator atau beberapa indikator untuk 1 (satu) kali  pertemuan atau lebih.
Istilah standar kompetensi tidak lagi dikenal pada kurikulum 2013 , namun muncul istilah baru yaitu Kompetensi Inti.
Kompetensi inti adalah :
  1. Gambaran mengenai kompetensi utama yang dikelompokkan kedalam aspek sikap, pengetahuan dan keterampilan (afektif, kognitif dan psikomotor) yang harus dipelajari peserta didik untuk suatu jenjang sekolah, kelas dan mata pelajaran.
  2. Kemampuan yang harus dimiliki seorang peserta didik untuk setiap kelas melalui pembelajaran.
Selain harus memperhatikan Rambu-rambu Penyusunan RPP Kurikulum 2013, penyusunan RPP juga harus memperhatikan prinsip-prinsip penyusunan RPP sebagai berikut :
  1. Memperhatikan perbedaan individu peserta didik.
  2. Mendorong partisipasi aktif peserta didik.
  3. Mengembangkan budaya membaca dan menulis
  4. Memberikan umpan balik dan tindak lanjut
  5. Keterkaitan dan keterpaduan
  6. Menerapkan teknologi informasi dan komunikasi

Kamis, 09 Mei 2013

TIPS KESEHATAN


Berpikir Lebih Cepat dengan Meditasi 10 Menit
Masalah dalam kehidupan yang datang silih berganti seringkali membuat kemampuan otak manusia cenderung menurun. Hilangnya kemampuan untuk berkonsentrasi, sering lupa, atau berpikir terlalu lama dalam menghadapi masalah tertentu merupakan beberapa tanda bahwa kemampuan otak Anda telah mengalami penurunan.
Berpikir-Lebih-Cepat-dengan-Meditasi-10-Menit
Hal ini tidak terlepas dari minimnya waktu untuk merelaksasi otak Anda dari segala permasalahan sehari-hari. Jika Anda mengalami hal ini sebaiknya segera luangkan waktu sejenak untuk keluar dari tekanan dan lakukan meditasi.
Menurut penelitian terbaru duduk tenang dalam kondisi rileks serta merasakan ritme napas Anda sendiri diketahui dapat meningkatkan fungsi otak.
Meditasi secara teratur berperan dalam meningkatkan kinerja otak, memperbaiki kinerja saraf, mempertajam daya pikir, memori, meningkatkan produksi hormon endorfin, dan mengurangi gejala depresi dan stres berkelanjutan.
Tak hanya bermanfaat bagi kesehatan otak, meluangkan waktu 10 menit setiap hari untuk bermeditasi dapat meningkatkan kemampuan fisik tubuh dengan mengurangi risiko penyakit kronis serta meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan.
Menurut ahli saraf dari University of California, Los Angeles, meditasi memiliki manfaat yang cukup unik jika dilakukan secara teratur yakni, otak memiliki kemampuan yang lebih cepat dalam mengolah sebuah informasi.
Para ahli juga menyampaikan bahwa manfaat meditasi bisa sampai hingga ke lapisan korteks, sebuah bagian otak yang bertanggung jawab dalam mengatur tingkat kesadaran, perhatian, memori dan pengambilan keputusan.

Cara Melakukan Meditasi

Jika Anda ingin mengetahui bagaimana cara bermedatisi yang tepat cukup luangkan waktu 10 menit setiap hari dan ikuti panduan meditasi berikut ini.
Berpikir-Lebih-Cepat-dengan-Meditasi-10-Menit.
  • Temukan tempat yang nyaman, teduh, dan hening di sekitar Anda
  • Duduk bersila dan tempatkan kedua pergelangan tangan Anda di atas paha
  • Jaga posisi punggung tegak lurus dengan tanah dan jangan membungkuk
  • Usahakan tubuh Anda benar-benar rileks dan nyaman
  • Pejamkan mata Anda
  • Bersihkan pikiran dari hal-hal membuat Anda stres dan tegang
  • Pikirkan sesuatu yang menyenangkan dan fokuslah di sana
  • Tarik nafas melalui hidung sedalam-dalamnya dengan hitungan 1-5
  • Buang napas perlahan melalui mulut dengan suara mendesis
  • Ulangi teknik bernapas ini sampai Anda benar-benar mencapai ketenangan dalam meditasi
Para ahli meyakini bahwa orang yang melakukan meditasi secara teratur memiliki kemampuan otak yang lebih baik dibandingkan orang yang tidak pernah menyempatkan diri untuk bermeditasi. So, segera luangkan waktu Anda untuk bermeditasi. (dan)

Bagi beberapa orang, sakit kepala adalah hal yang mengganggu meskipun tidak berlangsung begitu lama. Penting bagi Anda untuk mengatasinya, cobalah beberapa tip dibawah ini:
  1. Campuran Jahe Dan Teh
    Jahe bekerja melawan migrain dengan menghambat sintesis prostaglandin. Jahe juga membantu mengatasi rasa mual yang sering menyertai migrain.
Cara membuat: rebus teh hingga mendidih dan masukan ¾ irisan jahe ke dalam 2 cangkir air. Tutup selama 30 menit. Kemudian minumlah.
  1. Gosokkan Minyak Thyme/Minyak Rosemary di Kepala
    Oleskan satu atau dua tetes minyak thyme atau rosemary di dahi Anda. Gosok dengan lembut dipermukaan kulit, kemudian diamkan selama beberapa menit. Minyak thyme dan rosemary mengandung carvacrol yaitu suatu zat yang bertindak sebagai inhibitor COX-II, sejenis obat anti-peradangan seperti ibuprofen.
  2. Teh Chamomile
    Berikan diri Anda waktu untuk beristirahat sejenak disela-sela kesibukan untuk meringankan ketegangan yang menyebabkan sakit kepala. Teh chamomile memiliki senyawa yang membantu Anda rileks untuk meringankan rasa sakit. Seduh satu kantong teh chamomile dengan secangkir air matang. Tutup selama 10 menit, tambahkan madu sebagai pemanis dan minum secara perlahan di tempat yang tenang.
  3. Rendam Kaki dengan Peppermint dan Minyak lavender
    Beberapa ahli pengobatan tradisional percaya merendam kaki adalah salah satu obat yang ampuh untuk sakit kepala. Air panas akan menarik darah menuju kaki sehingga mengurangi tekanan pada pembuluh darah di kepala. Tambahkan beberapa tetes peppermint atau minyak lavender untuk aroma terapi.
  4. Magnesium
    Para penderita migrain memiliki kadar magnesium yang rendah did alam otak mereka selama serangan terjadi. Konsumsi suplemen yang mengandung magnesium dapat mencegah sakit kepala. Dapatkan asupan magnesium sebanyak 400 miligram per hari.
  5. Vitamin B2
    Sebuah penelitan memberikan 400 miligram vitamin B2 kepada setiap relawan yang mengikuti penelitian tersebut. Mereka diberikan suplemen vitamin B2 setiap hari selama tiga bulan dan dampaknya 50-59% relawan mengalami penurunan keluhan migrain. Jadi konsumsilah vitamin B2 ini untuk membantu mengatasi keluhan sakit kepala Anda.
Jika Anda sering terkena sakit kepala, cobalah 6 pereda sakit kepala sederhana ini agar keluhan Anda dapat segera teratasi. Semoga bermanfaat!
Bila Anda sering merasa pusing akibat sakit kepala, mungkin penyebabnya adalah makanan atau minuman yang Anda konsumsi, demikian menurut ahli saraf dari Southwestern Medical Center di University of Texas, Deborah Friedman.
http://duniafitnes.com/wp-content/uploads/2012/12/sakit-kepala.jpg
Friedman menyarankan, Anda sebaiknya membuat catatan harian mengenai apa saja yang telah Anda konsumsi dalam sehari, karena kemungkinan ada jenis makanan yang secara umum dapat menyebabkan sakit kepala.
Seperti dikutip Antaranews.com, makanan yang sudah lama diproduksi namun belum kadaluarsa seperti keju, buah kering, dan daging olahan, banyak mengandung tyramin. Tyramin adalah senyawa kimia yang memicu pembuluh darah untuk menyempit kemudian membesar, sehingga memicu rasa sakit.
Pemanis buatan seperti aspartam juga bisa memicu rasa sakit di kepala. Meski para ahli belum dapat memastikan hal ini, tidak ada salahnya bila Anda kembali memeriksa daftar kandungan bahan makanan yang terdapat di dalam minuman bersoda dan sari buah kemasan.
Makanan yang mengandung bahan penyedap seperti Monosodium glutamate atau MSG, dapat memicu perubahan pada pembuluh darah vaskuler. Hal ini bisa memicu rasa sakit. Jadi, Anda sebaiknya menghindari makanan yang mengandung MSG.
Selain itu, minuman yang mengandung alkohol juga dapat memicu rasa sakit, karena anggur, bir dan minuman beralkohol lainnya juga mengandung tyramin. Selain tyramin, minuman beralkohol juga mengandung asam sulfat, nitrat, dan bahan pengawet yang berkontribusi terhadap rasa sakit. (jay)
TRIBUNNEWS.COM - Sakit kepala pasti pernah dialami setiap orang. Tak sedikit yang ketergantungan dengan obat pereda pusing. Padahal, ada cara lebih natural untuk mengusir gangguan pada organ tubuh ini. Berikut cara mudah menghilangkan sakit kepala tanpa obat.

Dinginkan
Banyak orang menemukan bahwa beberapa jenis sakit kepala, terutama migrain, merespon baik terhadap rasa dingin. Bungkus beberapa es di kantong kecil atau sayuran beku di handuk kering. Letakkan di atas dahi Anda dan biarkan selama 15 menit. Setelah itu lepaskan selama 15 menit.
Hangatkan diri
Rasa hangat juga memiliki kekuatan untuk menghentikan sakit kepala, terutama yang disebabkan ketegangan otot di bagian leher dan bagian belakang kepala. Tempatkan sekantong air hangat di leher dan bagian belakang kepala. Anda juga bisa mandi dengan pancuran air hangat, biarkan air mengalir di bagian belakang leher Anda. Pastikan air tidak terlalu panas karena ini justru menyebabkan ketidaknyamanan bahkan membakar kulit Anda.
Pijat
Sebuah pijatan lembut bisa membantu menghilangkan rasa sakit kepala. Gunakan ujung jari Anda untuk menggosok bagian belakang leher, pelipis, kulit kepala dan bahu. Rasa sesak di daerah ini bisa menyebabkan sakit kepala yang Anda alami. Untuk hasil maksimal, Anda bisa meminta bantuan seseorang untuk memijat Anda.
Tidur
Cara ini bisa memberikan fase istirahat dari rasa sakit di kepala Anda. Saat Anda bangun, Anda menemukan bahwa ketidaknyamanan itu telah berkurang. Tidur biasanya sangat membantu untuk migrain. Cari tempat tenang untuk berbaring dan matikan lampu. Jika Anda tidak bisa tidur, cobalah untuk beristirahat dengan tenang.
Teknik relaksasi
Stres dan kecemasan bisa menyebabkan sakit kepala berkepanjangan. Namun dengan latihan relaksasi bisa meringankan hal itu. Cobalah salah satu dari teknik relaksasi ini untuk menghilangkan sakit kepala Anda.
* Berbarinnglah terlentang di ruang yang gelap dan tenang. Tegangkan otot-otot di kaki, setelah itu biarkan riles. Lakukan hal yang sama untuk kaki bagian bawah dan paha. Pindahkan semua cara itu ke tubuh Anda, tegangkan dan rilekskan.
* Anda duduk atau berbaring dalam posisi nyaman, setelah itu tutup mata dan bayangkan diri Anda sedang berada di lingkungan yang menenangkan, seperti padang rumput yang hangat atau pantai yang sepi. Bayangkan angin menerpa kulit Anda dan baunya di sekitar Anda. Me

Minggu, 16 Desember 2012

KISI KISI UN SD/SDLB TH 2012/2013

KISI-KISI UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2012/2013
A. KISI-KISI UJIAN NASIONAL SD/MI
1. BAHASA INDONESIA SD/MI
NO. KOMPETENSI INDIKATOR
Disajikan teks bacaan 3 – 4 paragraf, siswa dapat:
• menjawab pertanyaan dengan kata tanya (apa, siapa,
bagaimana, atau mengapa)
• membuat kalimat tanya sesuai dengan isi salah satu paragraf
• menentukan ide pokok salah satu paragraf
• menentukan kalimat yang sesuai dengan salah satu paragraf.
Disajikan petunjuk penggunaan obat, siswa dapat menjelaskan
penggunaan obat sesuai dengan tingkatan umur.
Disajikan petunjuk penggunaan sebuah produk yang diacak,
siswa dapat mengurutkan dengan susunan yang tepat.
Disajikan rubrik khusus surat pembaca, siswa dapat
menentukan kalimat saran dengan tepat.
Disajikan cuplikan pengumuman, siswa dapat menentukan
isinya.
Disajikan teks drama, siswa dapat:
• menentukan tokoh utama
• menentukan latar
• menentukan amanatnya.
Disajikan paragraf yang terdiri atas 4 kalimat, siswa dapat
menentukan kalimat utamanya.
Disajikan teks percakapan, siswa dapat menyimpulkan isinya.
Disajikan sebuah paragraf, siswa dapat:
• menyusun pernyataan yang sesuai dengan isi paragraf
• mengartikan salah satu kata sulit dalam kalimat.
• Menentukan antonim salah satu kata yang terdapat di dalam
paragraf.
Siswa dapat menentukan peribahasa sesuai dengan ilustrasi
yang disajikan.
Siswa dapat menentukan ungkapan sesuai dengan ilustrasi yang
disajikan.
Disajikan pantun, siswa dapat menentukan pesan yang
terkandung di dalamnya.
Disajikan dua teks, siswa dapat menentukan persamaannya
Disajikan jadwal perjalanan beberapa kendaraan berbagai
jurusan, siswa dapat:
• membuat pernyataan sesuai dengan isi jadwal
• menentukan kendaraan tertentu yang tepat sesuai dengan
tujuan
Disajikan puisi, siswa dapat menentukan isi/ maksud yang
terkandung di dalamnya.
1. Membaca
Membaca berbagai teks
nonsastra berupa teks
sederhana, laporan,
pengumuman, petunjuk
pemakaian, ringkasan,
makna kata, dan rubrik
khusus, serta berbagai karya
sastra berupa puisi,
dongeng, cerita anak, dan
drama anak.
Disajikan cuplikan cerita anak, siswa dapat menyimpulkan
isinya.
SD/MI/SDLB – Standar Isi – 2012-2013 2
NO. KOMPETENSI INDIKATOR
Disajikan cuplikan laporan, siswa dapat:
• menentukan isinya
• memperbaiki kalimat yang salah strukturnya.
Disajikan percakapan dua atau tiga orang, siswa dapat
menentukan topiknya.
Disajikan teks satu paragraf, siswa dapat:
• menentukan ringkasannya
• menentukan temanya
• menentukan pesan yang terkandung di dalamnya.
Disajikan teks puisi pendek, siswa dapat:
• menentukan pernyataan sesuai dengan isi puisi
• menentukan makna kata pada puisi yang disajikan.
Disajikan petunjuk cara membuat sesuatu yang diacak, siswa
dapat mengurutkan sehingga menjadi sebuah petunjuk yang
runtut.
• Disajikan empat kalimat yang disusun secara acak, siswa
dapat mengurutkan sehingga menjadi paragraf yang padu.
• Disajikan dua kalimat tunggal, siswa dapat menggabungkan
dengan kata hubung yang tepat.
• Disajikan kalimat rumpang, siswa dapat melengkapi dengan
kata hubung yang tepat penulisan.
Disajikan surat undangan suatu kegiatan yang belum lengkap,
siswa dapat melengkapi dengan kalimat efektif yang tepat.
Siswa dapat menentukan tanda baca pada kalimat surat yang
disajikan.
Disajikan cuplikan pengumuman yang belum lengkap, siswa
dapat melengkapi dengan pilihan kata yang tepat.
Disajikan dialog antara dua atau tiga orang yang belum
lengkap, siswa dapat melengkapi dengan kalimat yang tepat.
Disajikan formulir dan ilustasi, siswa dapat melengkapi
formulir sesuai dengan ilustrasi yang disajikan.
Disajikan teks pidato yang belum lengkap, siswa dapat:
• melengkapi dengan kalimat ajakan yang tepat
• memperbaiki kalimat yang ejaannya salah.
Disajikan surat resmi yang di dalamnya terdapat kata yang
tidak tepat, siswa dapat memperbaikinya dengan kata yang
sesuai orang yang dituju.
Disajikan cuplikan laporan, siswa dapat membetulkan ejaan
yang salah.
Disajikan laporan yang dirumpangkan, siswa dapat
melengkapinya dengan kalimat yang tepat.
Disajikan sebuah pantun yang belum lengkap, siswa dapat
melengkapi dengan kalimat yang tepat.
Disajikan gambar kegiatan, siswa dapat menyusun sebuah
paragraf yang sesuai dengan maksud gambar.
2. Menulis
Mengungkapkan pikiran,
perasaan, dan informasi
dalam bentuk karangan
sederhana, petunjuk
pemakaian, surat,
pengumuman, dialog,
formulir, teks pidato,
laporan, dan ringkasan
dengan menggunakan ejaan
dan pilihan kata yang tepat;
menulis berbagai karya
sastra untuk anak berbentuk
cerita, puisi, parafrase, dan
pantun
Disajikan paragraf rumpang, siswa dapat melengkapi dengan
kalimat yang tepat.
SD/MI/SDLB – Standar Isi – 2012-2013 3
2. MATEMATIKA SD/MI
NO. KOMPETENSI INDIKATOR
Siswa dapat menentukan hasil operasi hitung campuran
bilangan cacah
Siswa dapat menyelesaikan soal cerita yang berkaitan
dengan operasi hitung campuran bilangan cacah
Memahami konsep dan operasi
hitung bilangan bulat serta dapat
menggunakannya dalam kehidupan
sehari-hari
Siswa dapat menentukan hasil operasi hitung campuran
bilangan bulat
Siswa dapat menyelesaikan soal cerita yang berkaitan
dengan penjumlahan dan pengurangan pecahan
Siswa dapat menentukan hasil operasi hitung perkalian
dan pembagian berbagai bentuk pecahan
Siswa dapat menyelesaikan soal cerita sederhana yang
berkaitan dengan skala atau perbandingan
Memahami konsep dan operasi
hitung bilangan pecahan serta dapat
menggunakannya dalam kehidupan
sehari-hari.
Siswa dapat menentukan urutan berbagai bentuk pecahan
dari besar ke kecil atau sebaliknya
Siswa dapat menentukan KPK atau FPB dari dua
bilangan dalam bentuk faktorisasinya
Siswa dapat menentukan FPB atau KPK dari tiga buah
bilangan dua-angka
Siswa dapat menyelesaikan soal cerita yang berkaitan
dengan KPK
Memahami dan menggunakan
faktor dan kelipatan dalam
pemecahan masalah
Siswa dapat menyelesaikan soal cerita yang berkaitan
dengan FPB
Siswa dapat menentukan hasil operasi hitung
penjumlahan atau pengurangan bilangan pangkat dua
Siswa dapat menentukan hasil penarikan akar pangkat
tiga dari suatu bilangan pangkat tiga
1.
Memahami konsep dan operasi
hitung bilangan berpangkat dan
penarikan akar pangkat 2 atau 3
Siswa dapat penyelesaikan masalah yang berkaitan
dengan penarikan akar pangkat tiga
Siswa dapat menentukan hasil penjumlahan dan
pengurangan satuan waktu atau satuan panjang yang
disajikan dalam soal cerita sederhana.
Siswa dapat menyelesaikan permasalahan yang berkaitan
dengan satuan debit atau satuan volume.
Siswa dapat menentukan penyelesaian masalah yang
berkaitan dengan satuan berat atau satuan luas.
2. Memahami konsep ukuran waktu,
panjang, berat, panjang, luas, debit,
volume, dan konsep jarak dan
kecepatan serta penggunaannya
dalam pemecahan masalah.
Siswa dapat menyelesaikan soal cerita sederhana yang
berkaitan dengan jarak, kecepatan, dan waktu.
Siswa dapat menentukan bentuk bangun datar dari
beberapa sifat-sifat bangun yang disajikan atau
sebaliknya.
Siswa dapat menentukan hasil pencerminan dari gambar
suatu bangun datar yang disajikan.
Siswa dapat menentukan unsur-unsur yang ada pada
bangun ruang yang disajikan (titik sudut, sisi, atau
rusuk).
Siswa dapat menentukan satu pasang bangun yang sama
dan sebangun dari beberapa gambar yang disajikan.
3. Memahami konsep, sifat dan unsurunsur
bangun datar, serta hubungan
antar bangun, dan dapat
menggunakannya dalam pemecahan
masalah
Siswa dapat menentukan jaring-jaring suatu bangun
ruang.
SD/MI/SDLB – Standar Isi – 2012-2013 4
NO. KOMPETENSI INDIKATOR
Disajikan gambar bangun datar dengan ukuran yang
ditentukan siswa dapat menghitung luasnya.
Siswa dapat menentukan luas gabungan atau irisan dari
dua bangun datar sederhana.
Memahami konsep luas bangun datar
sederhana dan menggunakannya
dalam pemecahan masalah
Siswa dapat menentukan luas bagian lingkaran (misal
setengah lingkaran).
Siswa dapat menyelesaikan soal cerita yang berkaitan
dengan volume kubus atau balok.
Siswa dapat menentukan volume prisma segitiga dari
suatu gambar yang ukurannya diketahui.
Memahami konsep volume bangun
ruang sederhana dan
menggunakannya dalam pemecahan
masalah
Siswa dapat menentukan volume tabung dari suatu
gambar tabung yang ukurannya diketahui.
4. Memahami konsep koordinat untuk
menentukan letak benda dan
menggunakannya dalam pemecahan
masalah
Diberikan beberapa titik pada bidang koordinat, siswa
dapat menentukan koordinat salah satu titik.
Siswa dapat menentukan banyak data dari suatu gambar
diagram batang yang disajikan (terbanyak, terendah
selisih).
Siswa dapat menentukan banyak data pada diagram
lingkaran yang disajikan (data dari persentase atau besar
sudut tertentu).
Siswa dapat menentukan diagram batang dari data yang
disajikan dalam bentuk tabel.
Mamahami konsep pengumpulan
dan penyajian data serta
menerapkannya dalam pemecahan
masalah
Siswa dapat menentukan salah satu unsur dari data yang
disajikan dalam bentuk diagram batang atau lingkaran.
Siswa dapat menentukan nilai rata-rata dari sekumpulan
data (rentang banyak data 6 – 10 data).
Siswa dapat menentukan nilai rata-rata dari data
berbentuk tabel (banyak data kurang dari 20 data).
Siswa dapat menghitung nilai rata-rata dari sajian data
berbentuk diagram batang.
Siswa dapat menentukan nilai median dari sekumpulan
data tunggal yang disajikan.
Siswa dapat menentukan nilai modus dari data yang
disajikan dalam bentuk soal cerita.
5.
Menyelesaikan masalah
yang berkaitan dengan
data
Siswa dapat menentukan selisih nilai tertinggi dan
terendah dari data yang disajikan.
SD/MI/SDLB – Standar Isi – 2012-2013 5
3. ILMU PENGETAHUAN ALAM SD/MI
NO. KOMPETENSI INDIKATOR
Siswa dapat menjelaskan fungsi dari ciri khusus pada
hewan/tumbuhan tertentu
Disajikan contoh beberapa tumbuhan/hewan dalam satu
kelompok, siswa dapat menentukan dasar
pengelompokan dari tumbuhan/hewan tersebut
Siswa dapat menjelaskan manfaat hewan/tumbuhan bagi
kehidupan manusia/lingkungan
1. Memahami ciri-ciri dan
penggolongan hewan dan tumbuhan,
manfaat tumbuhan dan hewan bagi
manusia, serta upaya pelestariannya.
Siswa dapat menjelaskan tujuan pelestarian
hewan/tumbuhan
Disajikan gambar hewan/tumbuhan, siswa dapat
menentukan cara perkembangbiakannya
2. Memahami perkembangbiakan
hewan dan tumbuhan serta daur
hidup hewan Siswa dapat mengidentifikasi daur hidup hewan
Siswa dapat menjelaskan contoh hubungan antar
makhluk hidup (salah satu jenis simbiosis)
Siswa dapat menentukan rantai makanan/peran makhluk
hidup dalam komunitas/ekosistem tertentu
3. Memahami saling ketergantungan
antarmakhluk hidup
Siswa dapat menentukan peran/manfaat tumbuhan bagi
makhluk hidup di sekitarnya.
Siswa dapat menjelaskan pengaruh kegiatan manusia
terhadap keseimbangan lingkungan
4. Memahami penyesuaian diri pada
makhluk hidup serta peranan manusia
dalam keseimbangan lingkungan Siswa dapat menjelaskan tujuan adaptasi pada
hewan/tumbuhan tertentu
Siswa dapat menjelaskan fungsi jaringan pada tumbuhan.
Disajikan gambar alat indera, siswa dapat menentukan
fungsi bagian yang ditunjuk
Siswa dapat menjelaskan proses yang terjadi pada salah
satu bagian alat pernafasan.
Disajikan gambar alat pencernaan manusia, siswa dapat
menjelaskan proses yang dilakukan enzim/zat
pencernaan yang dihasilkan oleh bagian yang ditunjuk
Siswa dapat menentukan aliran darah pada salah satu
sistem peredaran darah manusia berdasarkan gambar
Siswa dapat menentukan bagian kerangka manusia
berdasarkan gambar
Siswa dapat menjelaskan fungsi zat makanan tertentu
bagi kesehatan tubuh manusia
Siswa dapat mengidentifikasi ciri-ciri perkembangan
fisik pada manusia
5. Memahami bagian tubuh manusia,
tumbuhan, dan hewan, menjelaskan
fungsinya, serta mampu
mengidentifikasi kebutuhan tubuh
agar tumbuh sehat.
Siswa dapat menjelaskan cara pecegahan salah satu jenis
penyakit pada manusia
Disajikan ilustrasi suatu kegiatan, siswa dapat
menentukan jenis perubahan wujud zat yang terjadi
Siswa dapat menyebutkan sifat-sifat bahan untuk
keperluan tertentu atau dapat menyebutkan bahan dasar
benda tertentu
6. Memahami sifat penyusun benda,
perubahan bentuk benda dan
kegunaan, serta pengaruh suhu
terhadap benda dalam kehidupan
sehari-hari
Disajikan ilustrasi tentang suatu kegiatan, siswa dapat
menjelaskan pengaruh suhu terhadap benda pada
kegiatan tersebut
SD/MI/SDLB – Standar Isi – 2012-2013 6
NO. KOMPETENSI INDIKATOR
Siswa dapat menjelaskan perpindahan kalor yang terjadi
pada suatu kegiatan/peristiwa
Disajikan gambar kegiatan tertentu, siswa dapat
menentukan jenis gaya yang dimanfaatkan
Disajikan pernyataan/gambar, siswa dapat
mengidentifikasi gaya dapat mengubah
gerak/bentuk/arah suatu benda
Disajikan gambar/ilustrasi suatu kegiatan, siswa dapat
menentukan jenis pesawat sederhana yang sesuai
digunakan.
Disajikan gambar alat musik, siswa dapat menunjukkan
sumber bunyi dari alat tersebut
Disajikan gambar/pernyataan, siswa dapat menentukan
sifat cahaya dari gambar/pernyataan tersebut
Disajikan gambar/pernyataan, siswa dapat menentukan
perubahan energi yang terjadi
Siswa dapat menyebutkan contoh energi alternatif dalam
kehidupan sehari-hari.
7. Memahami hubungan antara gaya,
gerak, energi dan perubahannya, serta
manfaatnya dalam kehidupan seharihari.
Disajikan gambar rangkaian listrik, siswa dapat
menentukan lampu yang menyala/padam jika salah satu
saklar diputus/disambung
Siswa dapat mengidentifikasi jenis-jenis tanah
Disajikan gambar/pernyataan, siswa dapat menentukan
manfaat salah satu jenis sumber daya alam
Siswa dapat menyebutkan salah satu kegiatan manusia
yang dapat mengubah permukaan bumi (pertanian,
perkotaan, dsb)
8. Mendeskripsikan berbagai jenis
sumber daya alam, perubahan yang
terjadi dalam pengunaannya, serta
dampaknya bagi kehidupan.
Siswa dapat mengelompokkan jenis sumber daya alam
yang dapat diperbaharui/tidak dapat diperbaharui.
Menentukan nama planet/ciri-ciri planet dalam tata surya
Siswa dapat menjelaskan akibat gerakan bumi/bulan
terhadap kehidupan di bumi
Siswa dapat mengidentifikasi gambar terjadinya gerhana
matahari/bulan atau menjelaskan terjadinya gerhana
matahari/bulan.
9. Memahami sistem tata surya bagi
kehidupan.
Siswa dapat menjelaskan dasar perhitungan tahun
masehi/tahun hijriah.
SD/MI/SDLB – Standar Isi – 2012-2013 7

Rabu, 14 Maret 2012

Pengembangan Bahan Ajar

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR
Ditulis oleh Makmur,S.Pd.
(Sumber :Panduan Pengembangan Bahan Ajar;Depdiknas,2009)

A.Arti Bahan Ajar
Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru/instruktor dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Bahan yang dimaksud bisa berupa bahan tertulis maupun bahan tidak tertulis.

Dalam website Dikmenjur dikemukakan pengertian bahwa, bahan ajar merupakan seperangkat materi/substansi pembelajaran (teaching material) yang disusun secara sistematis, menampilkan sosok utuh dari kompetensi yang akan dikuasai siswa dalam kegiatan pembelajaran. Dengan bahan ajar memungkinkan siswa dapat mempelajari suatu kompetensi atau KD secara runtut dan sistematis sehingga secara akumulatif mampu menguasai semua kompetensi secara utuh dan terpadu.
Lebih lanjut disebutkan bahwa bahan ajar berfungsi sebagai:
a.    Pedoman bagi Guru yang akan mengarahkan semua aktivitasnya dalam proses pembelajaran, sekaligus merupakan substansi kompetensi yang seharusnya diajarkan kepada siswa.
b.    Pedoman bagi Siswa yang akan mengarahkan semua aktivitasnya dalam proses pembelajaran, sekaligus merupakan substansi kompetensi yang seharusnya dipelajari/dikuasainya.
c.    Alat evaluasi pencapaian/penguasaan hasil pembelajaran.
Dari berbagai pendapat di atas dapat disarikan bahwa bahan ajar adalah merupakan seperangkat materi yang disusun secara sistematis sehingga tercipta lingkungan/suasana yang memungkinkan siswa untuk belajar.  
            Sebuah bahan ajar paling tidak  mencakup antara lain :
a.    Petunjuk belajar (Petunjuk siswa/guru)
b.    Kompetensi yang akan dicapai
c.    Content atau isi  materi pembelajaran
d.    Informasi pendukung
e.    Latihan-latihan     
f.    Petunjuk kerja, dapat berupa Lembar Kerja (LK)
g.    Evaluasi
h.    Respon atau balikan terhadap hasil evaluasi

B.Tujuan dan Manfaat Penyusunan Bahan Ajar

1.    Tujuan
Bahan ajar disusun dengan tujuan:
a.    Menyediakan bahan ajar yang sesuai dengan tuntutan kurikulum dengan mempertimbangkan kebutuhan siswa, yakni bahan ajar yang sesuai dengan karakteristik dan setting atau lingkungan sosial siswa.
b.    Membantu siswa dalam memperoleh alternatif bahan ajar di samping buku-buku teks yang terkadang sulit diperoleh.
c.    Memudahkan guru dalam melaksanakan pembelajaran.

2.    Manfaat

Ada sejumlah manfaat yang dapat diperoleh apabila seorang guru mengembangkan bahan ajar sendiri, yakni antara lain;
a.diperoleh bahan ajar yang sesuai tuntutan kurikulum dan sesuai dengan kebutuhan belajar siswa,
b.tidak lagi tergantung kepada buku teks yang terkadang sulit untuk diperoleh,
c.bahan ajar menjadi labih kaya karena dikembangkan dengan menggunakan berbagai referensi,
d.menambah khasanah pengetahuan dan pengalaman guru dalam menulis bahan ajar,
e.bahan ajar akan mampu membangun komunikasi pembelajaran yang efektif antara guru dengan siswa karena siswa akan merasa lebih percaya kepada gurunya.

Di samping itu, guru juga dapat memperoleh manfaat lain, misalnya tulisan tersebut dapat diajukan untuk menambah angka kredit ataupun dikumpulkan menjadi buku dan diterbitkan.

B.    Prinsip Pengembangan Bahan Ajar

Pengembangan bahan ajar hendaklah memperhatikan prinsisp-prinsip pembelajaran. Di antara prinsip pembelajaran tersebut adalah:

1.Mulai dari yang mudah untuk memahami yang sulit, dari yang kongkret untuk memahami yang abstrak,
Siswa akan lebih mudah memahami suatu konsep tertentu apabila penjelasan dimulai dari yang mudah atau sesuatu yang kongkret, sesuatu yang nyata ada di lingkungan mereka. Misalnya untuk menjelaskan konsep pasar, maka mulailah siswa diajak untuk berbicara tentang pasar yang terdapat di tempat mereka tinggal. Setelah itu, kita bisa membawa mereka untuk berbicara tentang berbagai jenis pasar lainnya.

2.Pengulangan akan memperkuat pemahaman
Dalam pembelajaran, pengulangan sangat diperlukan agar siswa lebih memahami suatu konsep. Dalam prinsip ini kita sering mendengar pepatah yang mengatakan bahwa 5 x 2 lebih baik daripada 2 x 5. Artinya, walaupun maksudnya sama, sesuatu informasi yang diulang-ulang, akan lebih berbekas pada ingatan siswa. Namun pengulangan dalam penulisan bahan belajar harus disajikan secara tepat dan bervariasi sehingga tidak membosankan.

3.Umpan balik positif akan memberikan penguatan terhadap pemahaman siswa
Seringkali kita menganggap enteng dengan memberikan respond yang sekedarnya atas hasil kerja siswa. Padahal respond yang diberikan oleh guru terhadap siswa akan menjadi penguatan pada diri siswa. Perkataan seorang guru seperti ’ya benar’ atau ‚’ya kamu pintar’ atau,’itu benar, namun akan lebih baik kalau begini...’ akan menimbulkan kepercayaan diri pada siswa bahwa ia telah menjawab atau mengerjakan sesuatu dengan benar. Sebaliknya, respond negatif akan mematahkan semangat siswa. Untuk itu, jangan lupa berikan umpan balik yang positif terhadap hasil kerja siswa.

4.Motivasi belajar yang tinggi merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan belajar
Seorang siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi akan lebih berhasil dalam belajar. Untuk itu, maka salah satu tugas guru dalam melaksanakan pembelajaran adalah memberikan dorongan (motivasi) agar siswa mau belajar. Banyak cara untuk memberikan motivasi, antara lain dengan memberikan pujian, memberikan harapan, menjelas tujuan dan manfaat, memberi contoh, ataupun menceritakan sesuatu yang membuat siswa senang belajar, dll.

5.Mencapai tujuan ibarat naik tangga, setahap demi setahap, akhirnya akan mencapai ketinggian tertentu.
Pembelajaran adalah suatu proses yang bertahap dan berkelanjutan. Untuk mencapai suatu standard kompetensi yang tinggi, perlu dibuatkan tujuan-tujuan antara. Ibarat anak tangga, semakin lebar anak tangga semakin sulit kita melangkah, namun juga anak tangga yang terlalu kecil terlampau mudah melewatinya. Untuk itu, maka guru perlu menyusun anak tangga tujuan pembelajaran secara pas, sesuai dengan karakteristik siswa. Dalam bahan ajar, anak tangga tersebut dirumuskan dalam bentuk indikator-indikator kompetensi.

6.Mengetahui hasil yang telah dicapai akan mendorong siswa untuk terus mencapai tujuan
Ibarat menempuh perjalanan jauh, untuk mencapai kota yang dituju, sepanjang perjalanan kita akan melewati kota-kota lain. Kita akan senang apabila pemandu perjalanan kita memberitahukan setiap kota yang dilewati, sehingga kita menjadi tahu sudah sampai di mana dan berapa jauh lagi kita akan berjalan. Demikian pula dalam proses pembelajaran, guru ibarat pemandu perjalanan. Pemandu perjalanan yang baik, akan memberitahukan kota tujuan akhir yang ingin dicapai, bagaimana cara mencapainya, kota-kota apa saja yang akan dilewati, dan memberitahukan pula sudah sampai di mana dan berapa jauh lagi perjalanan. Dengan demikian, semua peserta dapat mencapai kota tujuan dengan selamat. Dalam pembelajaran, setiap anak akan mencapai tujuan tersebut dengan kecepatannya sendiri, namun mereka semua akan sampai kepada tujuan meskipun dengan waktu yang berbeda-beda. Inilah sebagian dari prinsip belajar tuntas.

C.    Jenis Bahan Ajar
Berdasarkan teknologi yang digunakan, bahan ajar dapat dikelompokkan menjadi empat kategori, yaitu 1.bahan cetak (printed) seperti antara lain handout, buku, modul, lembar kerja siswa, brosur, leaflet,    wallchart, foto/gambar, model/maket.
2. Bahan ajar dengar (audio) seperti kaset, radio, piringan hitam, dan compact disk audio.
3. Bahan ajar pandang dengar (audio visual) seperti  video compact disk, film.
4. Bahan ajar multimedia interaktif (interactive teaching material)  seperti CAI (Computer Assisted Instruction), compact disk (CD) multimedia pembelajarn interaktif, dan bahan ajar berbasis web (web based learning materials).

1.    Bahan Ajar Cetak (Printed)

Bahan cetak dapat ditampilkan dalam berbagai bentuk.  Jika bahan ajar cetak tersusun secara baik maka bahan ajar akan mendatangkan beberapa keuntungan seperti yang dikemukakan oleh Steffen Peter Ballstaedt, 1994 yaitu:

a.    Bahan tertulis biasanya menampilkan daftar isi, sehingga memudahkan bagi seorang guru untuk menunjukkan kepada peserta didik bagian mana yang sedang dipelajari
b.    Biaya untuk pengadaannya relatif sedikit
c.    Bahan tertulis cepat digunakan dan dapat dipindah-pindah secara mudah
d.    Susunannya menawarkan kemudahan secara luas dan kreativitas bagi individu
e.    Bahan tertulis relatif ringan dan dapat dibaca di mana saja
f.    Bahan ajar yang baik akan dapat memotivasi pembaca untuk melakukan aktivitas, seperti menandai, mencatat, membuat sketsa
g.    Bahan tertulis dapat dinikmati sebagai sebuah dokumen yang bernilai besar
h.    Pembaca dapat mengatur tempo secara mandiri

Kita mengenal berbagai jenis bahan ajar cetak, antara lain hand out, buku, modul, poster, brosur, dan leaflet.

a.    Handout

Handout adalah bahan tertulis yang disiapkan oleh seorang guru untuk memperkaya pengetahuan peserta didik.  Menurut kamus Oxford hal 389, handout is prepared statement given. Handout adalah pernyataan yang telah disiapkan oleh pembicara.
                 Handout biasanya diambilkan dari beberapa literatur yang memiliki relevansi dengan materi 
                 yang diajarkan/ KD dan materi pokok yang harus dikuasai oleh peserta didik.  Saat ini handout
                dapat diperoleh dengan berbagai cara, antara lain dengan cara down-load dari internet, atau
                menyadur dari sebuah buku. 

b.    Buku

Buku adalah bahan tertulis yang menyajikan ilmu pengetahuan buah pikiran dari pengarangnya. Oleh pengarangnya isi buku didapat dari berbagai cara misalnya: hasil penelitian, hasil pengamatan, aktualisasi pengalaman, otobiografi, atau hasil imajinasi seseorang yang disebut sebagai fiksi.   Menurut kamus oxford hal 94, buku diartikan sebagai: Book  is number of sheet of paper, either printed or blank, fastened  together in a cover. Buku adalah sejumlah lembaran kertas baik cetakan maupun kosong yang dijilid dan diberi kulit. Buku sebagai bahan ajar merupakan  buku yang berisi suatu ilmu pengetahuan hasil analisis terhadap kurikulum dalam bentuk tertulis.

Buku yang baik adalah buku yang ditulis dengan menggunakan bahasa yang baik dan mudah dimengerti, disajikan secara menarik dilengkapi dengan gambar dan keterangan-keterangannya, isi buku juga menggambarkan sesuatu yang sesuai dengan ide penulisannya.  Buku pelajaran berisi tentang ilmu pengetahuan yang dapat digunakan oleh peserta didik untuk belajar, buku fiksi akan berisi tentang fikiran-fikiran fiksi si penulis, dan seterusnya.

c.    Modul

Modul adalah sebuah buku yang ditulis dengan tujuan agar peserta didik dapat belajar secara mandiri tanpa atau dengan bimbingan guru, sehingga modul berisi paling tidak tentang:
•    Petunjuk belajar (Petunjuk siswa/guru)
•    Kompetensi yang akan dicapai
•    Content atau isi materi
•    Informasi pendukung
•    Latihan-latihan
•    Petunjuk kerja, dapat berupa Lembar Kerja (LK)
•    Evaluasi
•    Balikan terhadap hasil evaluasi

Sebuah modul akan bermakna kalau peserta didik dapat dengan mudah menggunakannya. Pembelajaran dengan modul memungkinkan seorang peserta didik yang memiliki kecepatan tinggi dalam belajar akan lebih cepat menyelesaikan satu atau lebih KD dibandingkan dengan peserta didik lainnya.  Dengan demikian maka modul harus menggambarkan KD yang akan dicapai oleh peserta didik, disajikan dengan menggunakan bahasa yang baik, menarik, dilengkapi dengan ilustrasi.

d.    Lembar kegiatan siswa

Lembar kegiatan siswa (student worksheet) adalah lembaran-lembaran berisi tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik.  Lembar kegiatan biasanya berupa petunjuk, langkah-langkah untuk menyelesaikan suatu tugas.  Suatu tugas yang diperintahkan dalam lembar kegiatan harus jelas KD yang akan dicapainya.  Lembar kegiatan dapat digunakan untuk mata pembelajaran apa saja.  Tugas-tugas sebuah lembar kegiatan tidak akan dapat dikerjakan oleh peserta didik secara baik apabila tidak dilengkapi dengan buku lain atau referensi lain yang terkait dengan materi tugasnya.   Tugas-tugas yang diberikan kepada peserta didik dapat berupa  teoritis dan atau tugas-tugas praktis.   Tugas teoritis misalnya tugas membaca sebuah artikel tertentu, kemudian membuat resume untuk dipresentasikan.  Sedangkan tugas praktis dapat berupa kerja laboratorium atau kerja lapangan, misalnya survey tentang harga cabe dalam kurun waktu tertentu di suatu tempat.  Keuntungan adanya lembar kegiatan adalah bagi guru, memudahkan guru dalam melaksanakan pembelajaran, bagi siswa akan belajar secara mandiri dan belajar memahami dan menjalankan suatu tugas tertulis. 

Dalam menyiapkannya guru harus cermat dan memiliki pengetahuan dan keterampilan yang memadai, karena sebuah lembar kerja harus memenuhi paling tidak kriteria yang berkaitan dengan tercapai/ tidaknya sebuah KD dikuasai oleh peserta didik.

e.    Brosur

Brosur adalah bahan informasi tertulis mengenai suatu masalah yang disusun secara bersistem atau cetakan yang hanya terdiri atas beberapa halaman dan dilipat tanpa dijilid atau selebaran cetakan yang berisi keterangan singkat tetapi lengkap tentang perusahaan atau organisasi (Kamus besar Bahasa Indonesia, Edisi Kedua, Balai Pustaka, 1996).   Dengan demikian, maka brosur dapat dimanfaatkan sebagai bahan ajar, selama sajian brosur diturunkan dari KD yang harus dikuasai oleh siswa. Mungkin saja brosur dapat menjadi bahan ajar yang menarik, karena bentuknya yang menarik dan praktis. Agar lembaran brosur tidak terlalu banyak, maka brosur didesain hanya memuat satu KD saja.  Ilustrasi dalam sebuah brosur akan menambah menarik minat peserta didik untuk menggunakannya.

f.    Leaflet

A separate sheet of printed matter, often folded but not stitched (Webster’s New World, 1996) Leaflet adalah bahan cetak tertulis berupa lembaran yang dilipat tapi tidak dimatikan/dijahit.  Agar terlihat menarik biasanya leaflet didesain secara cermat dilengkapi dengan ilustrasi dan menggunakan bahasa yang sederhana, singkat serta mudah dipahami.   Leaflet sebagai bahan ajar juga harus memuat materi yang dapat menggiring peserta didik untuk menguasai satu atau lebih KD. 

g.    Wallchart

Wallchart adalah bahan cetak, biasanya berupa bagan siklus/proses atau  grafik yang bermakna menunjukkan posisi tertentu.  Agar wallchart terlihat lebih menarik bagi siswa maupun guru, maka wallchart didesain dengan menggunakan tata warna dan pengaturan proporsi yang baik. Wallchart biasanya masuk dalam kategori alat bantu melaksanakan pembelajaran, namun dalam hal ini wallchart didesain sebagai bahan ajar.  Karena didesain sebagai bahan ajar, maka wallchart harus memenuhi kriteria sebagai bahan ajar antara lain bahwa memiliki kejelasan tentang KD dan materi pokok yang harus dikuasai oleh peserta didik, diajarkan untuk berapa lama, dan bagaimana cara menggunakannya. Sebagai  contoh wallchart tentang siklus makhluk hidup binatang antara ular, tikus dan lingkungannya.

h.    Foto/Gambar

Foto/gambar memiliki makna yang lebih baik dibandingkan dengan tulisan. Foto/gambar sebagai bahan ajar tentu saja diperlukan satu rancangan yang baik agar setelah selesai melihat sebuah atau serangkaian foto/gambar siswa dapat melakukan sesuatu yang pada akhirnya menguasai satu atau lebih KD. 
Menurut Weidenmann dalam buku Lehren mit Bildmedien menggambarkan bahwa melihat sebuah foto/gambar lebih tinggi maknanya dari pada membaca atau mendengar. Melalui membaca yang dapat diingat hanya 10%, dari mendengar yang diingat 20%, dan dari melihat yang diingat 30%.  Foto/gambar yang didesain secara baik dapat memberikan pemahaman yang lebih baik. Bahan ajar ini dalam menggunakannya harus dibantu dengan bahan tertulis. Bahan tertulis dapat berupa petunjuk cara menggunakannya dan atau bahan tes.

Sebuah gambar yang bermakna paling tidak memiliki kriteria sebagai berikut:
•    Gambar harus mengandung sesuatu yang dapat dilihat dan penuh dengan informasi/data. Sehingga gambar tidak hanya sekedar gambar yang tidak mengandung arti atau tidak ada yang dapat dipelajari.
•    Gambar bermakna dan dapat dimengerti. Sehingga, si pembaca gambar benar-benar mengerti, tidak salah pengertian.
•    Lengkap, rasional untuk digunakan dalam proses pembelajaran, bahannya diambil dari sumber yang benar. Sehingga jangan sampai gambar miskin informasi yang berakibat penggunanya tidak belajar apa-apa.

Sabtu, 17 September 2011

MODEL MODEL PEMBELAJARAN

By Makmur,S.Pd.(dari Berbagai Sumber)
Metode debat merupakan salah satu metode pembelajaran yang sangat penting untuk meningkatkan kemampuan akademik siswa. Materi ajar dipilih dan disusun menjadi paket pro dan kontra. Siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok dan setiap kelompok terdiri dari empat orang. Di dalam kelompoknya, siswa (dua orang mengambil posisi pro dan dua orang lainnya dalam posisi kontra) melakukan perdebatan tentang topik yang ditugaskan. Laporan masing-masing kelompok yang menyangkut kedua posisi pro dan kontra diberikan kepada guru.
Selanjutnya guru dapat mengevaluasi setiap siswa tentang penguasaan materi yang meliputi kedua posisi tersebut dan mengevaluasi seberapa efektif siswa terlibat dalam prosedur debat.
Pada dasarnya, agar semua model berhasil seperti yang diharapkan pembelajaran kooperatif, setiap model harus melibatkan materi ajar yang memungkinkan siswa saling membantu dan mendukung ketika mereka belajar materi dan bekerja saling tergantung (interdependen) untuk menyelesaikan tugas. Ketrampilan sosial yang dibutuhkan dalam usaha berkolaborasi harus dipandang penting dalam keberhasilan menyelesaikan tugas kelompok. Ketrampilan ini dapat diajarkan kepada siswa dan peran siswa dapat ditentukan untuk memfasilitasi proses kelompok. Peran tersebut mungkin bermacam-macam menurut tugas, misalnya, peran pencatat (recorder), pembuat kesimpulan (summarizer), pengatur materi (material manager), atau fasilitator dan peran guru bisa sebagai pemonitor proses belajar.
Metode Role Playing
Metode Role Playing adalah suatu cara penguasaan bahan-bahan pelajaran melalui pengembangan imajinasi dan penghayatan siswa. Pengembangan imajinasi dan penghayatan dilakukan siswa dengan memerankannya sebagai tokoh hidup atau benda mati. Permainan ini pada umumnya dilakukan lebih dari satu orang, hal itu bergantung kepada apa yang diperankan. Kelebihan metode Role Playing:
Melibatkan seluruh siswa dapat berpartisipasi mempunyai kesempatan untuk memajukan kemampuannya dalam bekerjasama.
  1. Siswa bebas mengambil keputusan dan berekspresi secara utuh.
  2. Permainan merupakan penemuan yang mudah dan dapat digunakan dalam situasi dan waktu yang berbeda.
  3. Guru dapat mengevaluasi pemahaman tiap siswa melalui pengamatan pada waktu melakukan permainan.
  4. Permainan merupakan pengalaman belajar yang menyenangkan bagi anak.
Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving)
Metode pemecahan masalah (problem solving) adalah penggunaan metode dalam kegiatan pembelajaran dengan jalan melatih siswa menghadapi berbagai masalah baik itu masalah pribadi atau perorangan maupun masalah kelompok untuk dipecahkan sendiri atau secara bersama-sama.
Orientasi pembelajarannya adalah investigasi dan penemuan yang pada dasarnya adalah pemecahan masalah.
Adapun keunggulan metode problem solving sebagai berikut:
  1. Melatih siswa untuk mendesain suatu penemuan.
  2. Berpikir dan bertindak kreatif.
  3. Memecahkan masalah yang dihadapi secara realistis
  4. Mengidentifikasi dan melakukan penyelidikan.
  5. Menafsirkan dan mengevaluasi hasil pengamatan.
  6. Merangsang perkembangan kemajuan berfikir siswa untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi dengan tepat.
  7. Dapat membuat pendidikan sekolah lebih relevan dengan kehidupan, khususnya dunia kerja.
Kelemahan metode problem solving sebagai berikut:
  1. Beberapa pokok bahasan sangat sulit untuk menerapkan metode ini. Misal terbatasnya alat-alat laboratorium menyulitkan siswa untuk melihat dan mengamati serta akhirnya dapat menyimpulkan kejadian atau konsep tersebut.
  2. Memerlukan alokasi waktu yang lebih panjang dibandingkan dengan metode pembelajaran yang lain.
Pembelajaran Berdasarkan Masalah
Problem Based Instruction (PBI) memusatkan pada masalah kehidupannya yang bermakna bagi siswa, peran guru menyajikan masalah, mengajukan pertanyaan dan memfasilitasi penyelidikan dan dialog.
Langkah-langkah:
  1. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran. Menjelaskan logistik yang dibutuhkan. Memotivasi siswa terlibat dalam aktivitas pemecahan masalah yang dipilih.
  2. Guru membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut (menetapkan topik, tugas, jadwal, dll.)
  3. Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah, pengumpulan data, hipotesis, pemecahan masalah.
  4. Guru membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan dan membantu mereka berbagi tugas dengan temannya.
  5. Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka gunakan.
Kelebihan:
  1. Siswa dilibatkan pada kegiatan belajar sehingga pengetahuannya benar-benar diserapnya dengan baik.
  2. Dilatih untuk dapat bekerjasama dengan siswa lain.
  3. Dapat memperoleh dari berbagai sumber.
Kekurangan:
  1. Untuk siswa yang malas tujuan dari metode tersebut tidak dapat tercapai.
  2. Membutuhkan banyak waktu dan dana.
  3. Tidak semua mata pelajaran dapat diterapkan dengan metode ini
Cooperative Script
Skrip kooperatif adalah metode belajar dimana siswa bekerja berpasangan dan secara lisan mengikhtisarkan bagian-bagian dari materi yang dipelajari.
Langkah-langkah:
1.      Guru membagi siswa untuk berpasangan.
2.      Guru membagikan wacana / materi tiap siswa untuk dibaca dan membuat ringkasan.
3.      Guru dan siswa menetapkan siapa yang pertama berperan sebagai pembicara dan siapa yang berperan sebagai pendengar.
4.      Pembicara membacakan ringkasannya selengkap mungkin, dengan memasukkan ide-ide pokok dalam ringkasannya. Sementara pendengar menyimak / mengoreksi / menunjukkan ide-ide pokok yang kurang lengkap dan membantu mengingat / menghapal ide-ide pokok dengan menghubungkan materi sebelumnya atau dengan materi lainnya.
5.      Bertukar peran, semula sebagai pembicara ditukar menjadi pendengar dan sebaliknya, serta lakukan seperti di atas.
6.      Kesimpulan guru.
7.      Penutup.

Kelebihan:
  • Melatih pendengaran, ketelitian / kecermatan.
  • Setiap siswa mendapat peran.
  • Melatih mengungkapkan kesalahan orang lain dengan lisan.
Kekurangan:
  • Hanya digunakan untuk mata pelajaran tertentu
  • Hanya dilakukan dua orang (tidak melibatkan seluruh kelas sehingga koreksi hanya sebatas pada dua orang tersebut).
Picture and Picture
Picture and Picture adalah suatu metode belajar yang menggunakan gambar dan dipasangkan / diurutkan menjadi urutan logis.
Langkah-langkah:
1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.
2. Menyajikan materi sebagai pengantar.
3. Guru menunjukkan / memperlihatkan gambar-gambar yang berkaitan dengan materi.
4. Guru menunjuk / memanggil siswa secara bergantian memasang / mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis.
5. Guru menanyakan alas an / dasar pemikiran urutan gambar tersebut.
6. Dari alasan / urutan gambar tersebut guru memulai menanamkan konsep / materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai.
7. Kesimpulan / rangkuman.

Kebaikan:
1. Guru lebih mengetahui kemampuan masing-masing siswa.
2. Melatih berpikir logis dan sistematis.

Kekurangan:Memakan banyak waktu. Banyak siswa yang pasif.
Numbered Heads Together
Numbered Heads Together adalah suatu metode belajar dimana setiap siswa diberi nomor kemudian dibuat suatu kelompok kemudian secara acak guru memanggil nomor dari siswa.
Langkah-langkah:

1.      Siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam setiap kelompok mendapat nomor.
2.      Guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok mengerjakannya.
3.      Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan tiap anggota kelompok dapat mengerjakannya.
4.      Guru memanggil salah satu nomor siswa dengan nomor yang dipanggil melaporkan hasil kerjasama mereka.
5.      Tanggapan dari teman yang lain, kemudian guru menunjuk nomor yang lain.
6.      Kesimpulan.
Kelebihan:
  • Setiap siswa menjadi siap semua.
  • Dapat melakukan diskusi dengan sungguh-sungguh.
  • Siswa yang pandai dapat mengajari siswa yang kurang pandai.
Kelemahan:
  • Kemungkinan nomor yang dipanggil, dipanggil lagi oleh guru.
  • Tidak semua anggota kelompok dipanggil oleh guru

Metode Investigasi Kelompok (Group Investigation)
Metode investigasi kelompok sering dipandang sebagai metode yang paling kompleks dan paling sulit untuk dilaksanakan dalam pembelajaran kooperatif. Metode ini melibatkan siswa sejak perencanaan, baik dalam menentukan topik maupun cara untuk mempelajarinya melalui investigasi. Metode ini menuntut para siswa untuk memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi maupun dalam ketrampilan proses kelompok (group process skills). Para guru yang menggunakan metode investigasi kelompok umumnya membagi kelas menjadi beberapa kelompok yang beranggotakan 5 hingga 6 siswa dengan karakteristik yang heterogen. Pembagian kelompok dapat juga didasarkan atas kesenangan berteman atau kesamaan minat terhadap suatu topik tertentu. Para siswa memilih topik yang ingin dipelajari, mengikuti investigasi mendalam terhadap berbagai subtopik yang telah dipilih, kemudian menyiapkan dan menyajikan suatu laporan di depan kelas secara keseluruhan. Adapun deskripsi mengenai langkah-langkah metode investigasi kelompok dapat dikemukakan sebagai berikut:
a. Seleksi topik
Parasiswa memilih berbagai subtopik dalam suatu wilayah masalah umum yang biasanya digambarkan lebih dahulu oleh guru. Para siswa selanjutnya diorganisasikan menjadi kelompok-kelompok yang berorientasi pada tugas (task oriented groups) yang beranggotakan 2 hingga 6 orang. Komposisi kelompok heterogen baik dalam jenis kelamin, etnik maupun kemampuan akademik.

b. Merencanakan kerjasama
Parasiswa beserta guru merencanakan berbagai prosedur belajar khusus, tugas dan tujuan umum yang konsisten dengan berbagai topik dan subtopik yang telah dipilih dari langkah a) di atas.

c. Implementasi
Parasiswa melaksanakan rencana yang telah dirumuskan pada langkah b). Pembelajaran harus melibatkan berbagai aktivitas dan ketrampilan dengan variasi yang luas dan mendorong para siswa untuk menggunakan berbagai sumber baik yang terdapat di dalam maupun di luar sekolah. Guru secara terus-menerus mengikuti kemajuan tiap kelompok dan memberikan bantuan jika diperlukan.
d. Analisis dan sintesis
Parasiswa menganalisis dan mensintesis berbagai informasi yang diperoleh pada langkah c) dan merencanakan agar dapat diringkaskan dalam suatu penyajian yang menarik di depan kelas.

e. Penyajian hasil akhir
Semua kelompok menyajikan suatu presentasi yang menarik dari berbagai topik yang telah dipelajari agar semua siswa dalam kelas saling terlibat dan mencapai suatu perspektif yang luas mengenai topik tersebut. Presentasi kelompok dikoordinir oleh guru.
f. Evaluasi
Guru beserta siswa melakukan evaluasi mengenai kontribusi tiap kelompok terhadap pekerjaan kelas sebagai suatu keseluruhan. Evaluasi dapat mencakup tiap siswa secara individu atau kelompok, atau keduanya.

Metode Jigsaw
Pada dasarnya, dalam model ini guru membagi satuan informasi yang besar menjadi komponen-komponen lebih kecil. Selanjutnya guru membagi siswa ke dalam kelompok belajar kooperatif yang terdiri dari empat orang siswa sehingga setiap anggota bertanggungjawab terhadap penguasaan setiap komponen/subtopik yang ditugaskan guru dengan sebaik-baiknya. Siswa dari masing-masing kelompok yang bertanggungjawab terhadap subtopik yang sama membentuk kelompok lagi yang terdiri dari yang terdiri dari dua atau tiga orang.
Siswa-siswa ini bekerja sama untuk menyelesaikan tugas kooperatifnya dalam: a) belajar dan menjadi ahli dalam subtopik bagiannya; b) merencanakan bagaimana mengajarkan subtopik bagiannya kepada anggota kelompoknya semula. Setelah itu siswa tersebut kembali lagi ke kelompok masing-masing sebagai “ahli” dalam subtopiknya dan mengajarkan informasi penting dalam subtopik tersebut kepada temannya. Ahli dalam subtopik lainnya juga bertindak serupa. Sehingga seluruh siswa bertanggung jawab untuk menunjukkan penguasaannya terhadap seluruh materi yang ditugaskan oleh guru. Dengan demikian, setiap siswa dalam kelompok harus menguasai topik secara keseluruhan.
Metode Team Games Tournament (TGT)
Pembelajaran kooperatif model TGT adalah salah satu tipe atau model pembelajaran kooperatif yang mudah diterapkan, melibatkan aktivitas seluruh siswa tanpa harus ada perbedaan status, melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya dan mengandung unsur permainan dan reinforcement.
Aktivitas belajar dengan permainan yang dirancang dalam pembelajaran kooperatif model TGT memungkinkan siswa dapat belajar lebih rileks disamping menumbuhkan tanggung jawab, kerjasama, persaingan sehat dan keterlibatan belajar.
Ada5 komponen utama dalam komponen utama dalam TGT yaitu:

1. Penyajian kelas
Pada awal pembelajaran guru menyampaikan materi dalam penyajian kelas, biasanya dilakukan dengan pengajaran langsung atau dengan ceramah, diskusi yang dipimpin guru. Pada saat penyajian kelas ini siswa harus benar-benar memperhatikan dan memahami materi yang disampaikan guru, karena akan membantu siswa bekerja lebih baik pada saat kerja kelompok dan pada saat game karena skor game akan menentukan skor kelompok.

2. Kelompok (team)
Kelompok biasanya terdiri dari 4 sampai 5 orang siswa yang anggotanya heterogen dilihat dari prestasi akademik, jenis kelamin dan ras atau etnik. Fungsi kelompok adalah untuk lebih mendalami materi bersama teman kelompoknya dan lebih khusus untuk mempersiapkan anggota kelompok agar bekerja dengan baik dan optimal pada saat game.

3. Game
Game terdiri dari pertanyaan-pertanyaan yang dirancang untuk menguji pengetahuan yang didapat siswa dari penyajian kelas dan belajar kelompok. Kebanyakan game terdiri dari pertanyaan-pertanyaan sederhana bernomor. Siswa memilih kartu bernomor dan mencoba menjawab pertanyaan yang sesuai dengan nomor itu. Siswa yang menjawab benar pertanyaan itu akan mendapat skor. Skor ini yang nantinya dikumpulkan siswa untuk turnamen mingguan.

4. Turnamen
Biasanya turnamen dilakukan pada akhir minggu atau pada setiap unit setelah guru melakukan presentasi kelas dan kelompok sudah mengerjakan lembar kerja. Turnamen pertama guru membagi siswa ke dalam beberapa meja turnamen. Tiga siswa tertinggi prestasinya dikelompokkan pada meja I, tiga siswa selanjutnya pada meja II dan seterusnya.
5. Team recognize (penghargaan kelompok)
Guru kemudian mengumumkan kelompok yang menang, masing-masing team akan mendapat sertifikat atau hadiah apabila rata-rata skor memenuhi kriteria yang ditentukan. Team mendapat julukan “Super Team” jika rata-rata skor 45 atau lebih, “Great Team” apabila rata-rata mencapai 40-45 dan “Good Team” apabila rata-ratanya 30-40

Model Student Teams – Achievement Divisions (STAD)
Siswa dikelompokkan secara heterogen kemudian siswa yang pandai menjelaskan anggota lain sampai mengerti.
Langkah-langkah:

1.      Membentuk kelompok yang anggotanya 4 orang secara heterogen (campuran menurut prestasi, jenis kelamin, suku, dll.).
2.      Guru menyajikan pelajaran.
3.      Guru memberi tugas kepada kelompok untuk dikerjakan oleh anggota kelompok. Anggota yang tahu menjelaskan kepada anggota lainnya sampai semua anggota dalam kelompok itu mengerti.
4.      Guru memberi kuis / pertanyaan kepada seluruh siswa. Pada saat menjawab kuis tidak boleh saling membantu.
5.      Memberi evaluasi.
6.      Penutup.
Kelebihan:
1. Seluruh siswa menjadi lebih siap.
2. Melatih kerjasama dengan baik.

Kekurangan:
1. Anggota kelompok semua mengalami kesulitan.
2. Membedakan siswa.

Model Examples Non Examples
Examples Non Examples adalah metode belajar yang menggunakan contoh-contoh. Contoh-contoh dapat dari kasus / gambar yang relevan dengan KD.
Langkah-langkah:

1.      Guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan pembelajaran.
2.      Guru menempelkan gambar di papan atau ditayangkan lewat OHP.
3.      Guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan kepada siswa untuk memperhatikan / menganalisa gambar.
4.      Melalui diskusi kelompok 2-3 orang siswa, hasil diskusi dari analisa gambar tersebut dicatat pada kertas.
5.      Tiap kelompok diberi kesempatan membacakan hasil diskusinya.
6.      Mulai dari komentar / hasil diskusi siswa, guru mulai menjelaskan materi sesuai tujuan yang ingin dicapai.
7.      KKesimpulan.
Kebaikan:
1. Siswa lebih kritis dalam menganalisa gambar.
2. Siswa mengetahui aplikasi dari materi berupa contoh gambar.
3. Siswa diberi kesempatan untuk mengemukakan pendapatnya.

Kekurangan:
1. Tidak semua materi dapat disajikan dalam bentuk gambar.
2. Memakan waktu yang lama.

Model Lesson Study
Lesson Study adalah suatu metode yang dikembankan di Jepang yang dalam bahasa Jepangnyadisebut Jugyokenkyuu. Istilah lesson study sendiri diciptakan oleh Makoto Yoshida.
Lesson Study merupakan suatu proses dalam mengembangkan profesionalitas guru-guru di Jepang dengan jalan menyelidiki/ menguji praktik mengajar mereka agar menjadi lebih efektif.
Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut:

1. Sejumlah guru bekerjasama dalam suatu kelompok. Kerjasama ini meliputi:
a. Perencanaan.
b. Praktek mengajar.
c. Observasi.
d. Refleksi/ kritikan terhadap pembelajaran.
2. Salah satu guru dalam kelompok tersebut melakukan tahap perencanaan yaitu membuat rencana pembelajaran yang matang dilengkapi dengan dasar-dasar teori yang menunjang.
3. Guru yang telah membuat rencana pembelajaran pada (2) kemudian mengajar di kelas sesungguhnya. Berarti tahap praktek mengajar terlaksana.
4. Guru-guru lain dalam kelompok tersebut mengamati proses pembelajaran sambil mencocokkan rencana pembelajaran yang telah dibuat. Berarti tahap observasi terlalui.
5. Semua guru dalam kelompok termasuk guru yang telah mengajar kemudian bersama-sama mendiskusikan pengamatan mereka terhadap pembelajaran yang telah berlangsung. Tahap ini merupakan tahap refleksi. Dalam tahap ini juga didiskusikan langkah-langkah perbaikan untuk pembelajaran berikutnya.
6. Hasil pada (5) selanjutnya diimplementasikan pada kelas/ pembelajaran berikutnya dan seterusnya kembali ke (2).
Adapun kelebihan metode lesson study sebagai berikut:
- Dapat diterapkan di setiap bidang mulai seni, bahasa, sampai matematika dan olahraga dan pada setiap tingkatan kelas.
- Dapat dilaksanakan antar/ lintas sekolah.
Model Pembelajaran ARIAS
Abstrak. Model pembelajaran ARIAS dikembangkan sebagai salah satu alternatif yang dapat digunakan oleh guru sebagai dasar melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan baik. Model pembelajaran ARIAS berisi lima komponen yang merupakan satu kesatuan yang diperlukan dalam kegiatan pembelajaran yaitu assurance, relevance, interest, assessment, dan satisfaction yang dikembangkan berdasarkan teori-teori belajar.
Model ini sudah dicobakan di dua sekolah yang berbeda yaitu salah satu SD negeri di Kota Palembang (percobaan pertama) dan satu SD negeri di Sekayu, Kabupaten Musi Banyu Asin (percobaan kedua). Hasil percobaan di lapangan menunjukkan bahwa model pembelajaran ARIAS memberi pengaruh yang positif terhadap motivasi berprestasi dan hasil belajar siswa. Berdasarkan hasil percobaan tersebut model pembelajaran ARIAS dapat digunakan oleh para guru sebagai dasar melaksanakan kegiatan pembelajaran dalam usaha meningkatkan motivasi berprestasi dan hasil belajar siswa.
Kata kunci: motivasi berprestasi, hasil belajar siswa, ARIAS, kegiatan pembelajaran
1. Pendahuluan
Salah satu masalah dalam pembelajaran di sekolah adalah rendahnya hasil belajar siswa. Suatu tes terhadap sejumlah siswa SD dari berbagai kabupaten dan propinsi menunjukkan hasil belajar siswa sangat rendah (Lastri 1993:12). Nilai Ebtanas siswa SD dalam kurun waktu lima tahun terakhir (1993/1994 sampai dengan 1997/1998) menunjukkan hasil belajar yang kurang menggembirakan (Depdikbud, 1998).
Hasil belajar dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik faktor dari dalam (internal) maupun faktor dari luar (eksternal). Menurut Suryabrata (1982: 27) yang termasuk faktor internal adalah faktor fisiologis dan psikologis (misalnya kecerdasan motivasi berprestasi dan kemampuan kognitif), sedangkan yang termasuk faktor eksternal adalah faktor lingkungan dan instrumental (misalnya guru, kurikulum, dan model pembelajaran). Bloom (1982: 11) mengemukakan tiga faktor utama yang mempengaruhi hasil belajar, yaitu kemampuan kognitif, motivasi berprestasi dan kualitas pembelajaran. Kualitas pembelajaran adalah kualitas kegiatan pembelajaran yang dilakukan dan ini menyangkut model pembelajaran yang digunakan.
Sering ditemukan di lapangan bahwa guru menguasai materi suatu subjek dengan baik tetapi tidak dapat melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan baik. Hal itu terjadi karena kegiatan tersebut tidak didasarkan pada model pembelajaran tertentu sehingga hasil belajar yang diperoleh siswa rendah. Timbul pertanyaan apakah mungkin dikembangkan suatu model pembelajaran yang sederhana, sistematik, bermakna dan dapat digunakan oleh para guru sebagai dasar untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan baik sehingga dapat membantu meningkatkan motivasi berprestasi dan hasil belajar. Berkenaan dengan hal itu, maka dengan memperhatikan berbagai konsep dan teori belajar dikembangkanlah suatu model pembelajaran yang disebut dengan model pembelajaran ARIAS. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh model pembelajaran ARIAS terhadap motivasi berprestasi dan hasil belajar siswa, telah dicobakan pada sejumlah siswa di dua sekolah yang berbeda. Hasil percobaan di lapangan menunjukkan bahwa model pembelajaran ARIAS memberi pengaruh yang positif terhadap motivasi berprestasi dan hasil belajar siswa. Oleh karena itu, model pembelajaran ARIAS ini dapat digunakan oleh para guru sebagai dasar melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan baik, dan sebagai suatu alternatif dalam usaha meningkatkan motivasi berprestasi dan hasil belajar siswa. Tujuan percobaan lapangan ini untuk mengetahui apakah ada pengaruh model pembelajaran ARIAS terhadap motivasi berprestasi dan hasil belajar.
2. Kajian Teori dan Pembahasan
2.1 Model Pembelajaran ARIAS
Model pembelajaran ARIAS merupakan modifikasi dari model ARCS. Model ARCS (Attention, Relevance, Confidence, Satisfaction), dikembangkan oleh Keller dan Kopp (1987: 2-9) sebagai jawaban pertanyaan bagaimana merancang pembelajaran yang dapat mempengaruhi motivasi berprestasi dan hasil belajar. Model pembelajaran ini dikembangkan berdasarkan teori nilai harapan (expectancy value theory) yang mengandung dua komponen yaitu nilai (value) dari tujuan yang akan dicapai dan harapan (expectancy) agar berhasil mencapai tujuan itu. Dari dua komponen tersebut oleh Keller dikembangkan menjadi empat komponen. Keempat komponen model pembelajaran itu adalah attention, relevance, confidence dan satisfaction dengan akronim ARCS (Keller dan Kopp, 1987: 289-319).
Model pembelajaran ini menarik karena dikembangkan atas dasar teori-teori belajar dan pengalaman nyata para instruktur (Bohlin, 1987: 11-14). Namun demikian, pada model pembelajaran ini tidak ada evaluasi (assessment), padahal evaluasi merupakan komponen yang tidak dapat dipisahkan dalam kegiatan pembelajaran. Evaluasi yang dilaksanakan tidak hanya pada akhir kegiatan pembelajaran tetapi perlu dilaksanakan selama proses kegiatan berlangsung. Evaluasi dilaksanakan untuk mengetahui sampai sejauh mana kemajuan yang dicapai atau hasil belajar yang diperoleh siswa (DeCecco, 1968: 610). Evaluasi yang dilaksanakan selama proses pembelajaran menurut Saunders et al. seperti yang dikutip Beard dan Senior (1980: 72) dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. Mengingat pentingnya evaluasi, maka model pembelajaran ini dimodifikasi dengan menambahkan komponen evaluasi pada model pembelajaran tersebut.
Dengan modifikasi tersebut, model pembelajaran yang digunakan mengandung lima komponen yaitu: attention (minat/perhatian); relevance (relevansi); confidence (percaya/yakin); satisfaction (kepuasan/bangga), dan assessment (evaluasi). Modifikasi juga dilakukan dengan penggantian nama confidence menjadi assurance, dan attention menjadi interest. Penggantian nama confidence (percaya diri) menjadi assurance, karena kata assurance sinonim dengan kata self-confidence (Morris, 1981: 80). Dalam kegiatan pembelajaran guru tidak hanya percaya bahwa siswa akan mampu dan berhasil, melainkan juga sangat penting menanamkan rasa percaya diri siswa bahwa mereka merasa mampu dan dapat berhasil. Demikian juga penggantian kata attention menjadi interest, karena pada kata interest (minat) sudah terkandung pengertian attention (perhatian). Dengan kata interest tidak hanya sekedar menarik minat/perhatian siswa pada awal kegiatan melainkan tetap memelihara minat/perhatian tersebut selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Untuk memperoleh akronim yang lebih baik dan lebih bermakna maka urutannya pun dimodifikasi menjadi assurance, relevance, interest, assessment dan satisfaction. Makna dari modifikasi ini adalah usaha pertama dalam kegiatan pembelajaran untuk menanamkan rasa yakin/percaya pada siswa. Kegiatan pembelajaran ada relevansinya dengan kehidupan siswa, berusaha menarik dan memelihara minat/perhatian siswa. Kemudian diadakan evaluasi dan menumbuhkan rasa bangga pada siswa dengan memberikan penguatan (reinforcement). Dengan mengambil huruf awal dari masing-masing komponen menghasilkan kata ARIAS sebagai akronim. Oleh karena itu, model pembelajaran yang sudah dimodifikasi ini disebut model pembelajaran ARIAS.
2.2 Komponen Model Pembelajaran ARIAS
Seperti yang telah dikemukakan model pembelajaran ARIAS terdiri dari lima komponen (assurance, relevance, interest, assessment, dan satisfaction) yang disusun berdasarkan teori belajar. Kelima komponen tersebut merupakan satu kesatuan yang diperlukan dalam kegiatan pembelajaran. Deskripsi singkat masing-masing komponen dan beberapa contoh yang dapat dilakukan untuk membangkitkan dan meningkatkannya kegiatan pembelajaran adalah sebagai berikut.
Komponen pertama model pembelajaran ARIAS adalah assurance (percaya diri), yaitu berhubungan dengan sikap percaya, yakin akan berhasil atau yang berhubungan dengan harapan untuk berhasil (Keller, 1987: 2-9). Menurut Bandura seperti dikutip oleh Gagne dan Driscoll (1988: 70) seseorang yang memiliki sikap percaya diri tinggi cenderung akan berhasil bagaimana pun kemampuan yang ia miliki. Sikap di mana seseorang merasa yakin, percaya dapat berhasil mencapai sesuatu akan mempengaruhi mereka bertingkah laku untuk mencapai keberhasilan tersebut. Sikap ini mempengaruhi kinerja aktual seseorang, sehingga perbedaan dalam sikap ini menimbulkan perbedaan dalam kinerja. Sikap percaya, yakin atau harapan akan berhasil mendorong individu bertingkah laku untuk mencapai suatu keberhasilan (Petri, 1986: 218). Siswa yang memiliki sikap percaya diri memiliki penilaian positif tentang dirinya cenderung menampilkan prestasi yang baik secara terus menerus (Prayitno, 1989: 42). Sikap percaya diri, yakin akan berhasil ini perlu ditanamkan kepada siswa untuk mendorong mereka agar berusaha dengan maksimal guna mencapai keberhasilan yang optimal. Dengan sikap yakin, penuh percaya diri dan merasa mampu dapat melakukan sesuatu dengan berhasil, siswa terdorong untuk melakukan sesuatu kegiatan dengan sebaik-baiknya sehingga dapat mencapai hasil yang lebih baik dari sebelumnya atau dapat melebihi orang lain. Beberapa cara yang dapat digunakan untuk mempengaruhi sikap percaya diri adalah:
- Membantu siswa menyadari kekuatan dan kelemahan diri serta menanamkan pada siswa gambaran diri positif terhadap diri sendiri. Menghadirkan seseorang yang terkenal dalam suatu bidang sebagai pembicara, memperlihatkan video tapes atau potret seseorang yang telah berhasil (sebagai model), misalnya merupakan salah satu cara menanamkan gambaran positif terhadap diri sendiri dan kepada siswa. Menurut Martin dan Briggs (1986: 427-433) penggunaan model seseorang yang berhasil dapat mengubah sikap dan tingkah laku individu mendapat dukungan luas dari para ahli. Menggunakan seseorang sebagai model untuk menanamkan sikap percaya diri menurut Bandura seperti dikutip Gagne dan Briggs (1979: 88) sudah dilakukan secara luas di sekolah-sekolah.
- Menggunakan suatu patokan, standar yang memungkinkan siswa dapat mencapai keberhasilan (misalnya dengan mengatakan bahwa kamu tentu dapat menjawab pertanyaan di bawah ini tanpa melihat buku).
- Memberi tugas yang sukar tetapi cukup realistis untuk diselesaikan/sesuai dengan kemampuan siswa (misalnya memberi tugas kepada siswa dimulai dari yang mudah berangsur sampai ke tugas yang sukar). Menyajikan materi secara bertahap sesuai dengan urutan dan tingkat kesukarannya menurut Keller dan Dodge seperti dikutip Reigeluth dan Curtis dalam Gagne (1987: 175-202) merupakan salah satu usaha menanamkan rasa percaya diri pada siswa.
- Memberi kesempatan kepada siswa secara bertahap mandiri dalam belajar dan melatih suatu keterampilan.
Komponen kedua model pembelajaran ARIAS, relevance, yaitu berhubungan dengan kehidupan siswa baik berupa pengalaman sekarang atau yang telah dimiliki maupun yang berhubungan dengan kebutuhan karir sekarang atau yang akan datang (Keller, 1987: 2-9). Siswa merasa kegiatan pembelajaran yang mereka ikuti memiliki nilai, bermanfaat dan berguna bagi kehidupan mereka. Siswa akan terdorong mempelajari sesuatu kalau apa yang akan dipelajari ada relevansinya dengan kehidupan mereka, dan memiliki tujuan yang jelas. Sesuatu yang memiliki arah tujuan, dan sasaran yang jelas serta ada manfaat dan relevan dengan kehidupan akan mendorong individu untuk mencapai tujuan tersebut. Dengan tujuan yang jelas mereka akan mengetahui kemampuan apa yang akan dimiliki dan pengalaman apa yang akan didapat. Mereka juga akan mengetahui kesenjangan antara kemampuan yang telah dimiliki dengan kemampuan baru itu sehingga kesenjangan tadi dapat dikurangi atau bahkan dihilangkan sama sekali (Gagne dan Driscoll, 1988: 140).
Dalam kegiatan pembelajaran, para guru perlu memperhatikan unsur relevansi ini. Beberapa cara yang dapat digunakan untuk meningkatkan relevansi dalam pembelajaran adalah:
- Mengemukakan tujuan sasaran yang akan dicapai. Tujuan yang jelas akan memberikan harapan yang jelas (konkrit) pada siswa dan mendorong mereka untuk mencapai tujuan tersebut (DeCecco,1968: 162). Hal ini akan mempengaruhi hasil belajar mereka.
- Mengemukakan manfaat pelajaran bagi kehidupan siswa baik untuk masa sekarang dan/atau untuk berbagai aktivitas di masa mendatang.
- Menggunakan bahasa yang jelas atau contoh-contoh yang ada hubungannya dengan pengalaman nyata atau nilai- nilai yang dimiliki siswa. Bahasa yang jelas yaitu bahasa yang dimengerti oleh siswa. Pengalaman nyata atau pengalaman yang langsung dialami siswa dapat menjembataninya ke hal-hal baru. Pengalaman selain memberi keasyikan bagi siswa, juga diperlukan secara esensial sebagai jembatan mengarah kepada titik tolak yang sama dalam melibatkan siswa secara mental, emosional, sosial dan fisik, sekaligus merupakan usaha melihat lingkup permasalahan yang sedang dibicarakan (Semiawan, 1991). (4) Menggunakan berbagai alternatif strategi dan media pembelajaran yang cocok untuk pencapaian tujuan. Dengan demikian dimungkinkan menggunakan bermacam-macam strategi dan/atau media pembelajaran pada setiap kegiatan pembelajaran.
Komponen ketiga model pembelajaran ARIAS, interest, adalah yang berhubungan dengan minat/perhatian siswa. Menurut Woodruff seperti dikutip oleh Callahan (1966: 23) bahwa sesungguhnya belajar tidak terjadi tanpa ada minat/perhatian. Keller seperti dikutip Reigeluth (1987: 383-430) menyatakan bahwa dalam kegiatan pembelajaran minat/perhatian tidak hanya harus dibangkitkan melainkan juga harus dipelihara selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Oleh karena itu, guru harus memperhatikan berbagai bentuk dan memfokuskan pada minat/perhatian dalam kegiatan pembelajaran. Herndon (1987:11-14) menunjukkan bahwa adanya minat/perhatian siswa terhadap tugas yang diberikan dapat mendorong siswa melanjutkan tugasnya. Siswa akan kembali mengerjakan sesuatu yang menarik sesuai dengan minat/perhatian mereka. Membangkitkan dan memelihara minat/perhatian merupakan usaha menumbuhkan keingintahuan siswa yang diperlukan dalam kegiatan pembelajaran.
Minat/perhatian merupakan alat yang sangat berguna dalam usaha mempengaruhi hasil belajar siswa. Beberapa cara yang dapat digunakan untuk membangkitkan dan menjaga minat/perhatian siswa antara lain adalah:
- Menggunakan cerita, analogi, sesuatu yang baru, menampilkan sesuatu yang lain/aneh yang berbeda dari biasa dalam pembelajaran.
- Memberi kesempatan kepada siswa untuk berpartisipasi secara aktif dalam pembelajaran, misalnya para siswa diajak diskusi untuk memilih topik yang akan dibicarakan, mengajukan pertanyaan atau mengemukakan masalah yang perlu dipecahkan.
- Mengadakan variasi dalam kegiatan pembelajaran misalnya menurut Lesser seperti dikutip Gagne dan Driscoll (1988: 69) variasi dari serius ke humor, dari cepat ke lambat, dari suara keras ke suara yang sedang, dan mengubah gaya mengajar.
- Mengadakan komunikasi nonverbal dalam kegiatan pembelajaran seperti demonstrasi dan simulasi yang menurut Gagne dan Briggs (1979: 157) dapat dilakukan untuk menarik minat/perhatian siswa.
Komponen keempat model pembelajaran ARIAS adalah assessment, yaitu yang berhubungan dengan evaluasi terhadap siswa. Evaluasi merupakan suatu bagian pokok dalam pembelajaran yang memberikan keuntungan bagi guru dan murid (Lefrancois, 1982: 336). Bagi guru menurut Deale seperti dikutip Lefrancois (1982: 336) evaluasi merupakan alat untuk mengetahui apakah yang telah diajarkan sudah dipahami oleh siswa; untuk memonitor kemajuan siswa sebagai individu maupun sebagai kelompok; untuk merekam apa yang telah siswa capai, dan untuk membantu siswa dalam belajar. Bagi siswa, evaluasi merupakan umpan balik tentang kelebihan dan kelemahan yang dimiliki, dapat mendorong belajar lebih baik dan meningkatkan motivasi berprestasi (Hopkins dan Antes, 1990:31). Evaluasi terhadap siswa dilakukan untuk mengetahui sampai sejauh mana kemajuan yang telah mereka capai. Apakah siswa telah memiliki kemampuan seperti yang dinyatakan dalam tujuan pembelajaran (Gagne dan Briggs, 1979:157). Evaluasi tidak hanya dilakukan oleh guru tetapi juga oleh siswa untuk mengevaluasi diri mereka sendiri (self assessment) atau evaluasi diri. Evaluasi diri dilakukan oleh siswa terhadap diri mereka sendiri, maupun terhadap teman mereka. Hal ini akan mendorong siswa untuk berusaha lebih baik lagi dari sebelumnya agar mencapai hasil yang maksimal. Mereka akan merasa malu kalau kelemahan dan kekurangan yang dimiliki diketahui oleh teman mereka sendiri. Evaluasi terhadap diri sendiri merupakan evaluasi yang mendukung proses belajar mengajar serta membantu siswa meningkatkan keberhasilannya (Soekamto, 1994). Hal ini sejalan dengan yang dikemukakan Martin dan Briggs seperti dikutip Bohlin (1987: 11-14) bahwa evaluasi diri secara luas sangat membantu dalam pengembangan belajar atas inisiatif sendiri. Dengan demikian, evaluasi diri dapat mendorong siswa untuk meningkatkan apa yang ingin mereka capai. Ini juga sesuai dengan apa yang dikemukakan Morton dan Macbeth seperti dikutip Beard dan Senior (1980: 76) bahwa evaluasi diri dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. Oleh karena itu, untuk mempengaruhi hasil belajar siswa evaluasi perlu dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran. Beberapa cara yang dapat digunakan untuk melaksanakan evaluasi antara lain adalah:
  • Mengadakan evaluasi dan memberi umpan balik terhadap kinerja siswa.
  • Memberikan evaluasi yang obyektif dan adil serta segera menginformasikan hasil evaluasi kepada siswa.
  • Memberi kesempatan kepada siswa mengadakan evaluasi terhadap diri sendiri.
  • Memberi kesempatan kepada siswa mengadakan evaluasi terhadap teman.
Komponen kelima model pembelajaran ARIAS adalah satisfaction yaitu yang berhubungan dengan rasa bangga, puas atas hasil yang dicapai. Dalam teori belajar satisfaction adalah reinforcement (penguatan). Siswa yang telah berhasil mengerjakan atau mencapai sesuatu merasa bangga/puas atas keberhasilan tersebut. Keberhasilan dan kebanggaan itu menjadi penguat bagi siswa tersebut untuk mencapai keberhasilan berikutnya (Gagne dan Driscoll, 1988: 70). Reinforcement atau penguatan yang dapat memberikan rasa bangga dan puas pada siswa adalah penting dan perlu dalam kegiatan pembelajaran (Hilgard dan Bower, 1975:561). Menurut Keller berdasarkan teori kebanggaan, rasa puas dapat timbul dari dalam diri individu sendiri yang disebut kebanggaan intrinsik di mana individu merasa puas dan bangga telah berhasil mengerjakan, mencapai atau mendapat sesuatu. Kebanggaan dan rasa puas ini juga dapat timbul karena pengaruh dari luar individu, yaitu dari orang lain atau lingkungan yang disebut kebanggaan ekstrinsik (Keller dan Kopp, 1987: 2-9). Seseorang merasa bangga dan puas karena apa yang dikerjakan dan dihasilkan mendapat penghargaan baik bersifat verbal maupun nonverbal dari orang lain atau lingkungan.